Hal-hal seperti stres dan kecemasan sering dikutip, karena sebagian besar masalah kesehatan mental yang umum (dan beberapa tidak biasa) dipicu oleh salah satu dari keduanya. Terus-menerus terpapar stres pada akhirnya dapat mendorong seseorang melampaui "titik puncaknya", dengan bentuk kegilaan setelah itu dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Ini sering kali merupakan proses yang panjang dan berat karena kebanyakan orang memiliki beberapa tingkat resistensi terhadap hal-hal seperti itu, yang memungkinkan mereka untuk setidaknya selamat dari masa stres dengan kewarasan mereka yang utuh. Selain itu, prosesnya bahkan mungkin tidak benar-benar menghasilkan kegilaan, dengan sebagian besar populasi berperan sebagai bukti teori ini.
Stres yang berkepanjangan dapat memengaruhi perilaku dan pandangan seseorang, tetapi juga diketahui bahwa beberapa faktor lain dapat meningkatkan atau mengurangi dampaknya. Dalam beberapa kasus, stres dan kecemasan bahkan dapat memiliki efek sebaliknya, tergantung pada pandangan pribadi seseorang.
BACA JUGA :
Emosi juga dikatakan memainkan peran penting dalam mendorong atau mendorong orang menjadi gila, dengan perasaan yang sangat erat kaitannya dengan kesehatan mental. Keadaan emosi seseorang seringkali dapat menjadi cerminan dari keadaan relatif seseorang akan stabilitas mental, tetapi juga dapat menjadi efek dari kewarasan yang retak. Tidak ada keraguan bahwa emosi dapat mengganggu dan memengaruhi proses berpikir seseorang dan membuat mereka melakukan hal-hal yang biasanya tidak akan mereka lakukan.
Juga telah dicatat bahwa situasi yang sangat emosional dan trauma emosional yang berat dapat memengaruhi pikiran seseorang secara permanen, seringkali menghasilkan kondisi yang memerlukan terapi untuk akhirnya diatasi. Namun, agak diperdebatkan bahwa emosi hanyalah menambah efek stres dan tekanan, bukan faktor itu sendiri.
Trauma juga sering dikutip memiliki efek drastis pada kewarasan seseorang, terutama jika itu terjadi selama tahun-tahun pembentukan. Dampak psikologis dan emosional yang ekstrem yang harus ditanggung oleh korban trauma seringkali dapat memaksa beberapa orang melewati titik puncaknya, memiliki efek permanen pada kesehatan mental mereka.
BACA JUGA :
Namun, perlu dicatat bahwa trauma cenderung sedikit lebih dari kombinasi faktor stres dan emosional, biasanya bercampur dengan keadaan ekstrim. Kerentanan jiwa seseorang memainkan peran yang lebih besar di sini daripada potensi penyebab kegilaan lainnya, yang menjelaskan mengapa trauma yang dijumpai di kemudian hari tidak memiliki efek umum yang sama dengan kejadian serupa yang dijumpai pada masa kanak-kanak.
Pada akhirnya, kegilaan adalah sesuatu yang, seperti kewarasan, harus didefinisikan secara individual. Apa yang waras bagi satu orang dalam masyarakat tertentu mungkin tidak dianggap demikian oleh orang yang berbeda dalam masyarakat yang sama. Kegilaan adalah masalah konteks dalam kasus ini, yang merupakan asumsi yang dibuat oleh beberapa teks psikologis.
Posting Komentar